Overdosis vitamin C

Carola Felchner adalah penulis lepas di departemen medis dan penasihat pelatihan dan nutrisi bersertifikat. Dia bekerja untuk berbagai majalah spesialis dan portal online sebelum menjadi jurnalis lepas pada tahun 2015. Sebelum memulai magang, ia belajar penerjemahan dan penerjemahan di Kempten dan Munich.

Lebih lanjut tentang para ahli Semua konten diperiksa oleh jurnalis medis.

Overdosis vitamin C umumnya tidak menjadi masalah pada orang sehat: tubuh biasanya hanya mengeluarkan kelebihan vitamin C dengan urin. Namun, pada orang dengan gambaran klinis tertentu, overdosis vitamin C tentu dapat menimbulkan risiko. Cari tahu lebih lanjut tentang alasan dan efek dari terlalu banyak vitamin C dan gejala alergi vitamin C di sini.

Overdosis Vitamin C: Penyebab

Dari sudut pandang ilmiah, sangat sulit untuk menentukan overdosis vitamin C. Tidak jelas apakah mengukur nilai vitamin C dalam darah benar-benar membawa sesuatu. Nilai normal tidak didefinisikan dengan jelas, hanya ada nilai referensi dan rekomendasi. Oleh karena itu sulit untuk menilai tingkat vitamin C dengan benar.

Nilai normalnya adalah kadar vitamin C 5 sampai 15 mg/l darah. Berdasarkan ini, baik kekurangan vitamin C dan overdosis vitamin C dapat ditentukan. Yang terakhir, bagaimanapun, hampir tidak pernah terjadi pada orang sehat, karena vitamin C larut dalam air. Tubuh hanya mengeluarkan terlalu banyak asam askorbat dengan urin. Namun, jika Anda mengonsumsi vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, misalnya dalam bentuk tablet atau bubuk, mungkin ada kelebihan vitamin C. Risiko ini ada terutama dengan penyakit metabolik.

Overdosis vitamin C: efek samping

Biasanya, overdosis vitamin C tidak berbahaya bagi orang sehat. Namun, orang yang sensitif terhadap vitamin C bisa mengalami gangguan pencernaan dan diare.

Karena vitamin C diekskresikan oleh ginjal, orang dengan gagal ginjal memiliki risiko overdosis yang lebih serius. Vitamin C dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan peningkatan pembentukan asam oksalat. Hal ini meningkatkan risiko batu ginjal.

Vitamin C: alergi

Terlepas dari dosisnya, beberapa orang alergi terhadap vitamin C. Ini cukup sering terjadi. Namun, alergi terhadap vitamin C seringkali tidak disadari, karena reaksi alergi juga dapat disebabkan oleh banyak komponen lain yang ditemukan dalam makanan yang mengandung vitamin C (buah jeruk, paprika, dll.). Seringkali ini, misalnya, pengawet yang digunakan untuk buah dan sayuran, atau yang disebut asam klorogenat. Ini adalah zat alami yang ditemukan di banyak tanaman.

Gejala alergi vitamin C bisa termasuk gatal pada tenggorokan, pembengkakan (bibir), kemerahan, melepuh, dan lidah berbulu. Jika Anda mencurigai adanya alergi, Anda harus menemui dokter dan menjalani tes alergi.

Tag:  perawatan kulit menekankan obat alternatif 

Artikel Menarik

add